Polybius ahli sejarah dan pencetus Cyclus Theori

Lukisan bagaimana masyarakat tradisional hidup berdampingan

Teori-teori Klasik Tradisional yaitu adalah teori Teokrasi, teori Hukum Alam dan teori Kekuatan dan kekuasaan. Disebut sebagai Teori-teori Klasik Tradisional karena teori ini sudah ada semenjak dahulu kala dan hingga saat ini masih dipelajari oleh mereka yang berkonsentrasi dibidang negara dan hukum. Teori ini disebut menjadi 'usang' karena ajaran-ajaran dari teori ini tidak memberikan kepuasan dan hal ini memberikan reaksi dari ketiga teori tersebut yaitu adalah sikap yang tidak ingin menyetujui akan usaha menyelidiki asal mula negara dan hakekat historis daripada negara. Sebab yang dapat kita ketahui adalah bahwa sejarah tersebut ada dimana negara sudah ada. Atau dengan kalimat sederhananya adalah bahwa adanya pemikiran mengenai negara dan hukum setelah orang tersebut sudah hidup dalam suatu negara.

Dalam Teori-teori Klasik Tradisional ketidakpuasan itu ditandai pula dengan adanya keberatan-keberatan. Contoh keberatan dalam teori-teori itu sendiri yaitu :

Foto Paus sebagai gambaran umat Katolik dan awal dari Teokrasi

1. TEORI TEOKRASI dan keberatannya adalah bahwa pandangan atau ajaran teori teokrasi itu pada akhirnya hanya akan berdasarkan kepercayaan saja, sedangkan segala sesuatu yang bersifat kepercayaan sulit dianalisa secara lebih lanjut menurut dan berdasarkan rasio.

Ilustrasi seorang manusia menikmati alam

2. TEORI HUKUM ALAM dan keberatannya adalah bahwa teori hukum alam itu sifatnya adalah hipotesis, kurang empiris. Seangkan sifat tersebut dapat menimbulkan kesimpulan yang berlainan, dan dari hipotesa yang sama bila daripada hal tersebut ada perubahan sedikit saja akan memberikan kesimpulan yang berbeda pula.

Ilustrasi seorang superhero sebagai gambaran kekuatan

3. TEORI KEKUATAN dan keberatannya adalah bahwa teori kekuatan berpokok pangkal pada manusia yang in abstracto yang adalah manusia yang sebelum adanya negara, manusia yang dianggap jahat dan lemah dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya adalah bisa saja berbeda dan malah penuh dengan pertimbangan seperti pertimbangan politik, kebudayaan dan atau agama dan kepercayaan.

Bagikan: