Augustinus dan John Salisbury, buku dan efeknya terhadap Negara dan Tuhan


Lukisan bagaimana rupa seorang Santo Agustinus
Lukisan bagaimana rupa seorang Santo Agustinus
Sumber Gambar
Augustinus, penulis buku De Civita te Dei yang artinya tentang Negara Tuhan. Hidup di jaman dualisme pada tahun 354-430 , yaitu jaman peralihan dari peradaban yang satu kepada peradaban yang lainnya. Buku De Civita te Dei ditujukan untuk mengadakan pembelaan terhadap agama Kristen, serta berisi suatu polemik antara penganut-penganut agama Kristen, serta berisi suatu polemik antara penganut-penganut agama Kristen dengan orang yang tidak memiliki agama atau tidak beragama, juga merupakan filsafat mengenai sejarah dan agama, tentang ajaran kepercayaan dan kesusilaan juga menjadi ajaran mengenai perimbangan kedudukan atau kekuasaan antara negara dengan gereja, antara raja dengan Paus. Suatu kesimpulan yang dapat penulis ambil dari isi buku tersebut adalah :
1. Civitas Dei, atau Negara Tuhan.
Negara ini sangat dipuji/disukai oleh beliau, Augustinus dan merupakan suatu angan-angan dan dicita-citakan oleh Agama.
2. Civitas Terrena, atau Diaboli atau Negara Iblis, atau Negara Duniawi.
Negara ini sangat dikecam bahkan ditolak oleh beliau, Augustinus.
Saya selaku penulis ingin memberikan beberapa komentar mengenai apa yang dituliskan oleh Augustinus mengenai Negara Tuhan, DeCivita te Dei namun sebelumnya penulis ingin menjelaskan bahwa kritik dan sara ini hanya berdasar pada apa yang dituliskan Augustinus dan bukan pada Tuhan sebagai Objek.
Penulis berfikir bahwa bagaimana apabila Negara Tuhan yang disini dimaksudkan Augustinus adalah seorang Kristen, bagaimana apabila seseorang tersebut bukanlah penganut agama Kristen dapatkah hal ini menjadi dasar sebagai bentuk Negara yang menjadi sebuah wujud nyata keutuhan dan menjamin bahwa negara itu akan ‘baik’ adanya. Komentar yang lainnya adalah bahwa orang di luar Gerejapun bila mendasar pada bentuk-bentuk dan sifatnya dapat membentuk ‘Negara Tuhan’ ini, bukankah ini menjadi sebuah kemajemukan yang tidak ada habisnya ? Mengenai Diaboli apakah pembaca juga merasa bahwa apa yang kita inginkan di dunia adalah sesuatu yang jahat dan ‘tidak menyelamatkan ?’ .

Lukisan ilustrasi seorang John Salibury
Lukisan ilustrasi seorang John Salibury Sumber Gambar

Dilain waktu seorang ahli pemikir tentang negara dan hukum, John Salisbury pada abad ke XII (kurang lebih tahhun 1150) penulis buku Policraticus (tentang Negara dan Hukum) dan Metalogicus (tentang Filsafat Umum), ajarannya menyatakan bahwa negara itu seharusnya tidak hanya menciptakan perdamaian untuk kepentingan gereja, seperti yang diajarkan oleh Augustinus, yang pada jaman/masa kehidupan masa itu terdapat banyak kebobrokan dan kebiadaban, yang menyebabkan bahwa pandangan terhadap Negara Duniawi begitu beliau menolaknya dan mengagung-agungkan ajaran-ajaran gereja, melainkan seharusnya menjamin pula keselamatan dan ketentraman kehidupan masyarakat.

Lalu bagaimana efek dari ajaran John Salisbury ini ?

Ilustrasi bagaimana dua mata pedang yang dimaksud

Ilustrasi bagaimana dua mata pedang yang dimaksud
  Sumber Gambar
 Adalah orang-orang mulai memberi harapan kepada masyarakat dan lenyaplah ajaran dua pedang, ajaran matahari bulan,sebagai gambaran dari pertentangan antara kekuasaan negara dan kekuasaan raja. Namun bukan berarti hal ini lantas menghilankan efek dari teori Negara Tuhan Augustinus, dari kejadian ini maka posisi gereja demi martabatnya tidak boleh mencampuri urusan keduniawian seperti sebelumnya dan untuk menghindari adanya polemik yang berkelanjutan maka urusan keduniawian dijalankan oleh negara, gereja tetaplah memiliki peran dalam negara yaitu sebagai pemimpin, jika di ibaratkan seorang manusia maka manusia ini harus memimpin para penganutnya dengan mengarahkan seluruh semangat rohaninya menjadi tubuh dan kepala negara tersebut.

Efek selanjutnya dari ajaran John Salisbury, adalah adanya dua aliran baru yang modern yaitu Realisme dan Nominalisme.

Lukisan mengenai Realisme
Lukisan mengenai Realisme Sumber Gambar
Realisme, Realis. Baik saya menjelaskan terlebih dahulu bahwa arti dari Realisme berbeda dengan artinya dengan pengertian kita saat ini terhadap suatu tindakan nyata, realisme yang dimaksud pada jaman abad pertengahan adalah suatu keumuman sifat daripada sesuatu, akan mendekatkan hal kita pada hal berke-Tuhanan, adanya tindakan nyata dan terjadi. Tuhan adalah hal paling besar dari tindakan kebenaran di dunia.

Ilustrasi dari Normalisme

Ilustrasi dari Normalisme Sumber Gambar

Normalisme, ada pada abad ke XII. Menyatakan bahwa, Sesuatu yang umum, suatu benda dan barang yang menjadi hal umum tidak mempunyai kebenaran yang tertinggi. Barang-barang itu hanyalah merupakan abstraksi saja daripada pikiran. Namun barang/benda yang khusus saja yang telah ditarik dari barang-barang yang umum dengan jalan fikiran yang logis, yang merupakan kebenaran yang tertinggi. Jadi barang-barang khusus yang baru itu dimaksudkan dapat mengganggu, mempengaruhi, dan bahkan merubah barang yang bersifat umum tadi.



Referensi dan Sumber :

1. Augustinus, De Civita te Dei. 354-430

2. John Salisbury, Policraticus. 1150

3. John Salisbury, Metalogicus. 1150

Bagikan:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan santun dan kaidah yang berlaku

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads